SIMALUNGUN - Seiring dengan melonjaknya harga jual tandan buah segar kelapa sawit saat ini maka para pelaku tindak pidana pencurian tandan berduri itu semakin menggila.
Kasus pencurian TBS kelapa sawit tak hanya merugikan masyarakat petani kelapa sawit dan hal ini juga dirasakan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit sekelas PT Perkebunan Nusantara IV.
Informasi diperoleh, aksi pencurian TBS kelapa sawit belakangan ini marak terjadi di lokasi Afdeling 1, 3 dan 4, PTPN IV Unit Kebun Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Minggu (17/04/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Menurut nara sumber, aksi pencurian ini berimbas terhadap karyawan pelaksana pemanen TBS di masing - masing ancak panen yang ditentukan, tetapi TBS untuk dipanen sudah raib dari pohonnya.
"Sampai di ancak panen, karyawan pelaksana tidak menemukan tandan buah kelapa sawit dan yang ada hanyalah bekas potongan pada pohonnya, sementara janjangan buahnya sudah digondol malingnya, " kata pria bermarga Damanik saat ditemui awak media ini di sekitaran emplasmen kebun berplat merah itu.
Ia mengatakan, aksi para pelaku pencurian ini selain merugikan perusahaan, juga berdampak kepada para pemanen untuk memenuhi basis hasil produksi yang ditentukan.
"Jangankan untuk mendapatkan premi, basis panennya tidak bisa terpenuhi. Kalau dipanen buah mentah, bakal kena maki mandor dan ditambah kena denda, " ungkap pria mengaku warga sekitar.
Sementara, seorang warga lainnya menambahkan, belakangan ini terjadi peningkatan aksi pencurian di lokasi Afdeling 3 Kebun Mayang, semenjak adanya gudang penimbangan TBS kelapa sawit.
"Kok bisa ? Belum lama ini di tengah areal perkebunan BUMN oknum buka gudang penampungan dan penimbangan kelapa sawit, " tandas pria itu, tak bersedia identitas dirinya diungkap.
Terpisah, Manajer PTPN IV Kebun Mayang Raja S Purba dikonfirmasi melalui Asisten Kepala Kebun Mayang Suko Wahyudi dalam pesan selular terkait aksi pencurian TBS kelapa sawit.
Akibat maraknya aksi pencurian akan berdampak pada capaian target hasil produksi dan hingga rilis berita dipublikasi belum bersedia menyampaikan tanggapannya.