SIMALUNGUN - Manajemen PT Perkebunan Nusantara IV berkomitmen tentang penerapan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau disebut, Indonesian Sustainable Palm Oil Certification System (ISPO ; red) dan hal ini telaksana di seluruh unit kebunnya.
Keseluruhan ketentuan sertifikat ISPO, dilaksanakan perusahaan perkebunan tanaman kelapa sawit berplat merah ini, termasuk pemeliharaan tanaman belum menghasilkan di Areal Afdeling 4, Unit Kebun Dosin, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun.
Hal ini disampaikan, Manajer Unit Kebun Dosin Syarifudin melalui Asisten Kepala Agus Surono terkait penyampaian konfirmasi awak media ini, usai menerima informasi tentang TBM 1 dan 2 di Afdeling 4. Informasi itu menyebutkan pihak PTPN IV melakukan perawatan tanaman tidak maksimal, terlebih soal mucuna, krastasi dan tudingan tanaman dirawat asal jadi.
"Terima kasih ya bang dan tindak lanjut informasi telah dilakukan cek dan ricek ke lokasi. Tentu tidak beretika apabila dipublikasi, sepihak berdasarkan asumsi sendiri, " sebut Askep Agus Surono mengawali pesan percakapan selularnya diterima awak media ini, Jumat (18/03/2022) sekira pukul 10.00 WIB.
Askep Unit Kebun Dosin Agus Surono menerangkan, segala sesuatu yang dikerjakan pihaknya mengacu pada SOP dan juga ketentuan ISPO dan terus berlanjut dilakukan terhadap tanaman kelapa sawit, terkhusus pada TBM 1 dan 2, di lokasi Afdeling 4 Kebun Dosin.
"Untuk lokasi TBM, telah ditentukan Bharcartnya. Jadi, untuk merayut MB itu dikerjakan bulan Januari (sesuai bharcart ; red) dan kita ketahui bersama, bahwa dalam tempo 24 jam, mucuna itu bertambah panjang 15-20 cm, " tulisnya lebih lanjut.
Sementara, sesuai yang ditentukan terhadap perawatan kondisi tanaman itu, pihaknya pada bulan Februari lalu, telah melakukan pekerjaan chemis piringan. Sedangkan untuk pengerjaan dongkel anak kayuan, menurut Askep Kebun Dosin akan dikerjakan pada bulan ini.
"Sangat keliru dan bagi kami memalukan, bila disebutkan tanaman itu tidak rawat atau disebut perawatannya asal jadi, " terang Agus.
Lebih lanjut, Askep yang membawahi 5 Afdeling di kebun Dosin ini menjelaskan, tentang pekerjaan kastrasi dilakukan pihaknya setiap bulan. Kemudian, Askep menegaskan, bilamana masih ada temuan di areal yang dianggap tidak sesuai bukan berarti disengaja.
"Memang tiap bulan kastrasi, Bang. Benar, ada ketinggalan dan tidak layak fokus kepada yang tertinggal, sementara di areal yang sama kondisi tanaman lainnya bagus, " jelas Agus.
Ia menambahkan, soal kastrasi TBM 1 dan TBM 2 total luasnya 290 Hektar, sementara yang terlewatkan berkisar puluhan tanaman dan saat ini telah dikerjakan. Ia mengaku sangat menyesalkan tindakan mitra kerjanya dalam hal publikasi tersebut.
"Diperkirakan puluhan tanaman terlewatkan dan saat ini, ada 6 orang di areal bekerja mengulanginya lagi. Lalu, soal begini jika kita saling mengingatkan akan lebih etis, bang, " pungkas Agus Surono mengakhiri penyampaian.